Mencerdaskan Wanita
Mencerdaskan Wanita
Bagian 3(Tamat)
Ketika rombongan Ratu Balqis tiba,ia ditanya," Macam inikah singgasana kerajaan Baginda?."
Ratu Balqis terperanjat menyaksikannya, dan tidak habis pikir bagaimana hal yang
muskil ini bisa terjadi.
Namun ia tetap ingin menjaga keseimbangan diri dalam menyembunyikan ketakjubannya dengan jawaban diplomatis," Mungkin ," sahutnya.
Setelah menyaksikan kebesaran kerajaan Sulaiman, ia menyadari misi Raja Sulaiman sebagai nabi Allah , maka ia menyatakan dengan tegas,""Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku menyatakan ke Islamanku(berserah diri) bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan Semesta Alam".
(AN--NAML:44}
Kita coba renung ulang kata katanya,Saya menyatakan Islam atau berserah diri bersama Sulaiman,bukan kepada Sulaiman.
Disini tidak ada suatu rasa kehinaan diri nya.Ia menyerahkan kepemimpinan pada Robbul Alamin seperti juga Sulaiman.Kalimat semutu itu tidak mungkin ,terucap kecuali dari kecerdasan berpikir dan kematangan jiwa,ini dari seorang wanita pembesar negara yang mempesona,selalu bermusyawarah meskipun mampu bertindak ,berpandangan jauh kedepan ,dan berperangai halus dalam tegur sapanya .
Dizaman kejayaan Islam, kaum pria menempatkan kaum wanita ditempat yang layak,apalagi didalam urusan perkawinan putri putrinya.
Kata Umar bin Khattab,"Libatkan kaum wanita dalam perkawinan putri putrinya. "
Pengertiannya,kaum pria jangan memutuskan secara sepihak masalah rencana perkawinan putrinya. Pendapat dan pertimbangan sang ibu mutlak diperlukan,karena merekalah yang lebih menggetaui tentang perkembangan jiwa serta cita cita putrinya tersebut,dan kepada sang putripun juga harus bersifat terbuka.
Kesimpulannya ;kaum wanita diajak bermusyawarah serta dihargai pula pendapatnya.
Tamat.
Sumber:Wanita Harapan Tuhan---Prof.Dr.M.Sya'rawi .Cet.9
Bagian 3(Tamat)
Ketika rombongan Ratu Balqis tiba,ia ditanya," Macam inikah singgasana kerajaan Baginda?."
Ratu Balqis terperanjat menyaksikannya, dan tidak habis pikir bagaimana hal yang
muskil ini bisa terjadi.
Namun ia tetap ingin menjaga keseimbangan diri dalam menyembunyikan ketakjubannya dengan jawaban diplomatis," Mungkin ," sahutnya.
Setelah menyaksikan kebesaran kerajaan Sulaiman, ia menyadari misi Raja Sulaiman sebagai nabi Allah , maka ia menyatakan dengan tegas,""Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku menyatakan ke Islamanku(berserah diri) bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan Semesta Alam".
(AN--NAML:44}
Kita coba renung ulang kata katanya,Saya menyatakan Islam atau berserah diri bersama Sulaiman,bukan kepada Sulaiman.
Disini tidak ada suatu rasa kehinaan diri nya.Ia menyerahkan kepemimpinan pada Robbul Alamin seperti juga Sulaiman.Kalimat semutu itu tidak mungkin ,terucap kecuali dari kecerdasan berpikir dan kematangan jiwa,ini dari seorang wanita pembesar negara yang mempesona,selalu bermusyawarah meskipun mampu bertindak ,berpandangan jauh kedepan ,dan berperangai halus dalam tegur sapanya .
Dizaman kejayaan Islam, kaum pria menempatkan kaum wanita ditempat yang layak,apalagi didalam urusan perkawinan putri putrinya.
Kata Umar bin Khattab,"Libatkan kaum wanita dalam perkawinan putri putrinya. "
Pengertiannya,kaum pria jangan memutuskan secara sepihak masalah rencana perkawinan putrinya. Pendapat dan pertimbangan sang ibu mutlak diperlukan,karena merekalah yang lebih menggetaui tentang perkembangan jiwa serta cita cita putrinya tersebut,dan kepada sang putripun juga harus bersifat terbuka.
Kesimpulannya ;kaum wanita diajak bermusyawarah serta dihargai pula pendapatnya.
Tamat.
Sumber:Wanita Harapan Tuhan---Prof.Dr.M.Sya'rawi .Cet.9
Comments
Post a Comment