Fiksi mini, Perjalanan Panjang
Perjalanan Panjang
Tiba tiba saja tubuh Mas Erfan jatuh tersungkur dilantai,tak sadarkan diri.Waktu itu sedang santap malam,hingga piring berserakan jatuh dilantai pula.
"Astaghfirullaahal'adhiim,,bangun mas,.ada apa ini?."
Vita tampak gugup mendapati suaminya ,diraihnya tangan suami,mencoba untuk menolongnya bangkit.
Namun apa daya tubuhnya yang gemuk membuat Vita tidak mampu melakukannya.
"Tolong ...,tolong..tolong..," teriak Vita berusaha mencari bantua .
Teriakan Vita didengar oleh tetangganya.
Tetangganya pada berdatangan untuk membantunya
"Sebaiknya ,Pak Erfan langsung dibawa kerumah sakit ,bu",Kata tetangganya
" Karena kondisinya sangat menguatirkan, "
"Ia pak,baiklah", jawab Vita
Diruang ICU Erfan dirawat,tubuhnya terbujur diatas tempat tidur.
Vita ditemani ibu dan ayah mertua untuk menunggu suaminya.
Ayah dan ibu Vita sendiri berada jauh diluar pulau.
Vita duduk bersandar dikursi sambil terus memanjatkan doa memohon pertolongan dari-Nya. Mulutnya komat kamit tiada henti melantunkan doa ,smoga Tuhan memberi pertolongan pada suaminya.
Hingga akhirnya Tim dokter menyatakan bahwa nyawa Pak, Erfan tidak bisa diselamatkan .Tuhan telah memanggilnya.
Laksana disambar petir hati Vita mendengar ucapan dari tim dokter tersebut.
Air mata membasahi pipi tanpa bisa dibendung. Isakan tangis nya tertengar begitu menyayat hati.
" Kenapa kau begitu cepat meninggalkan aku mas."
"Tidak inginkah kau melihat calon anak kita."
Ibu mertunya langsung merangkul tubuh Vita.
"Tabahkan hatimu ,nak."
"Hanya sampai disini Erfan menemanimu,"
"Jagalah emosimu,karena ada janin dalam rahimmu yang harus kamu jaga,"
"Kesedihanmu yang berlarut akan membawa dampak yang kurang bagus pada janinmu,"
Vita terdiam dengan linangan air mata.
Hatinya masih berat untuk menerima kenyataan ini
Harapan kebahagian untuk menyaksikan kelahiran buah hati dengan sang suami pupus.
Ia luruskan kembali niatnya,sambil terus memohon kekuatan dan kesabaran akan perjalan panjang yang bakal dilewatinya.
Tiba tiba saja tubuh Mas Erfan jatuh tersungkur dilantai,tak sadarkan diri.Waktu itu sedang santap malam,hingga piring berserakan jatuh dilantai pula.
"Astaghfirullaahal'adhiim,,bangun mas,.ada apa ini?."
Vita tampak gugup mendapati suaminya ,diraihnya tangan suami,mencoba untuk menolongnya bangkit.
Namun apa daya tubuhnya yang gemuk membuat Vita tidak mampu melakukannya.
"Tolong ...,tolong..tolong..," teriak Vita berusaha mencari bantua .
Teriakan Vita didengar oleh tetangganya.
Tetangganya pada berdatangan untuk membantunya
"Sebaiknya ,Pak Erfan langsung dibawa kerumah sakit ,bu",Kata tetangganya
" Karena kondisinya sangat menguatirkan, "
"Ia pak,baiklah", jawab Vita
Diruang ICU Erfan dirawat,tubuhnya terbujur diatas tempat tidur.
Vita ditemani ibu dan ayah mertua untuk menunggu suaminya.
Ayah dan ibu Vita sendiri berada jauh diluar pulau.
Vita duduk bersandar dikursi sambil terus memanjatkan doa memohon pertolongan dari-Nya. Mulutnya komat kamit tiada henti melantunkan doa ,smoga Tuhan memberi pertolongan pada suaminya.
Hingga akhirnya Tim dokter menyatakan bahwa nyawa Pak, Erfan tidak bisa diselamatkan .Tuhan telah memanggilnya.
Laksana disambar petir hati Vita mendengar ucapan dari tim dokter tersebut.
Air mata membasahi pipi tanpa bisa dibendung. Isakan tangis nya tertengar begitu menyayat hati.
" Kenapa kau begitu cepat meninggalkan aku mas."
"Tidak inginkah kau melihat calon anak kita."
Ibu mertunya langsung merangkul tubuh Vita.
"Tabahkan hatimu ,nak."
"Hanya sampai disini Erfan menemanimu,"
"Jagalah emosimu,karena ada janin dalam rahimmu yang harus kamu jaga,"
"Kesedihanmu yang berlarut akan membawa dampak yang kurang bagus pada janinmu,"
Vita terdiam dengan linangan air mata.
Hatinya masih berat untuk menerima kenyataan ini
Harapan kebahagian untuk menyaksikan kelahiran buah hati dengan sang suami pupus.
Ia luruskan kembali niatnya,sambil terus memohon kekuatan dan kesabaran akan perjalan panjang yang bakal dilewatinya.
Comments
Post a Comment