Beduk Telah Menginsafkan Zidan

 Beduk Telah 

Menginsafkanku



Oleh: Endang Setyowati 

Tadarus sudah selesai  anak-anak/santri-santri saatnya istirahat.Suasana sekitar atau di luar masjid sudah sepi. Hanya bunyi binatang malam yang saling bersautan. Satu persatu lampu dimatikan dan suasana malam semakin terasa.


Adalah  Zidan anaknya badung banget, suka semaunya sendiri. Nasehat yang diberikan hanya lewat saja.  Masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Namun, sesungguhnya ia sangat setia kawan, ringan tangan, mudah beradaptasi,dan sangat ramah. Ia juga mempunyai kelebihan  wajah yang lumayan  cakep.


Seperti biasa Zidan tidak tidur di kamar seperti teman -temannya.Ia lebih suka tidur di masjid yang berlantaikan marmer sehingga terasa adem.  Sebenarnya sudah diingatkan oleh pak Ustad kalau terpaksa tidur di masjid jangan di sekitar apalagi di bawah beduk. Zaki tidak mengindahkan nasehat tersebut, ia tidur dengan nyeyaknya di pojok dekat beduk. 


Waktu sirine berbunyi tanda waktu saur semua nya bangun. Para santri bersiap melaksanakan makan saur. Salah satu teman Zaki yang akan saur harus ke kamar mandi dulu karena panggilan alam. Alangkah kagetnya ia mendapati Zaki yang tertidur di  kamar mandi. Spontan Ia teriak, “Zaki!”


Teriakan Zaki terdengar keras di keheningan malam. Membuat teman temannya  terkejut dan spontan mencari, mendatangi sumber suara tersebut . Melihat Zaki berdiri di depan pintu kamar mandi teman-temannya mendekat.  Mereka kaget saat melihat Zidan tidur di kamar mandi. 


“Zidan,  bangun! Bajumu basah itu. Zidan,  bangun! “ kata zaki berusaha membangunkan Zidan disaksikan teman -temannya. Namun,  sepertinya  Zidan sangat terlelap. Bahkan dalam tidurnya dia mengigau, bicara dar,dar,dar ada petasan. Ayo main Petasan. Akhirnya teman-temannya berinisiatif untuk mengangkat Zidan di bawa kamar mengingat waktu makan saur sangat terbatas.  Sampai di kamar Zidan baru terbangun dan sangat terkejut merasakan bajunya terkena air. 


Zidan belum sempat berpikir, Zaki sudah mengingatkan untuk segera ganti baju dan bergegas makan saur. “Ceritanya nanti saja Zidan setelah salat subuh, “ kata Zaki. Seperti dihipnotis Zidan menurut saja apa yang dikatakan Zaki. Biasanya ia seorang pembangkang nomor satu.


Usai salat subuh setelah tilawah Zaki mengajak Zidan untuk menemui Pak Ustadz.  “Begini Pak ustadz saya tadi malam tidur di bawah beduk tahu saya bisa pindah di kamar mandi. Terus saya juga bermimpi di ajak main petasan oleh anak -anak kecil jumlahnya sangat banyak.  Saya jadi ingin main petasan lagi, “ cerita zidan pada padaPak Ustadz


Pak ustadz serius mendengarkan cerita Zidan dan dengan bijak beliau mengatakan, “bahwa yang dialami Zidan itu adalah karena buah dari perbuatan Zidan sendiri. ingatlah selama ini  zidan selalu berbuat sekendak hatinya. Tidak mau menerima  nasehat. Merasa diri paling benar dan tidak bisa menahan keinginan. “

”Beruntung Zidan kamu hanya dipindahkan di kamar mandi, tidak diatas pohon,” canda pak ustadz

Zidan hanya diam mendengarkan nasehat pak ustadz. Dalam hatinya ia membenarkan apa yang dikatakan pak ustadz. Zidan melihat diri sendiri seperti melihat fiml yang diputar ulang. Kemudian menangis dan meminta maaf pada pak ustadz. 

“Sudah pak. Saya insaf dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan saya. Saya akan mendengarkan nasehat. 

***

Setelah 15 hari puasa di tempat Zidan belajar, akhirnya zidan pulang.  Zidan sudah sadar dan siap Mengubah perilakunya. Saat ada keinginan dan ada kesempatan main petasan, zidan justru tidak melakukannya. Ia ingat nasehat pak Ustadz untuk bisa menahan diri dan mempertimbangkan dengan seksama segala sesuatsesuatuakan

Dikerjakan. 


#RWC

#RamadanWritingChallange

#OneDayOnePost

#RWCODOP2022day10

#RWCODOP 

#Petasan


.














Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Niche Blog Sangat Perlu?

ODOP BLOGGER SQUAD

Review Tempat Wisata Santerra De Laponte