Fiksi Ramadan Penjaja Gorengan

 Penjaja Gorengan 

Oleh :Endang Setyowati 







Gorengan, gorengan,gorengan ... suara yang melingking itu setiap pagi lewat depan rumah.Ia adalah bocah kecil kira -kira berumur 8 tahun. Hal yang ganjil, ia menjajakan gorengan dengan memakai seragam sekolah. Pernah kutanya ,”Kenapa bawa gorengan sambil berangkat sekolah? “


Awalnya ia hanya tersenyum khas anak-anak. Namun, akhirnya  bercerita kalau membantu perekonomian ibunya. Aku salut sekali, anak sekecil itu sudah bergelut dengan waktu. Berebut waktu dan kesempatan untuk meraih rupiah sekaligus ilmu. 




Wajah anak itu selalu ceria penuh semangat. Setiap pagi aku selalu membeli gorengan yang kusuka yaitu pisang goreng dan ote-ote. Namun,  terkadang ngak ada gorengan yang kusuka, karena 3 hari sekali ganti jenis gorengannya. Harganya yang ekonomis membuat ramah di kantong.  

Yang kusuka dari anak itu selain semangat yang kuat juga senyumnya. senyumnya tulus saat mengucapkan terima kasih padaku danselalu menyelipkan doa kebaikan untukku. Hanya bermodal melebihkan sedikit uang saat membeli gorengan aku dapat aliran doa dari anak itu

Terkadang kuborong semua gorengannya untuk kubawa keempat kerja. Kalau sudah begitu senyum tulussnya mengembang berucap pujisyukur pada Allah. Bukankah itu suatu cerminan sikap yang sangat terpuji? Hatinya benar benar bersih dan mudah sekali tersentuh. 


Aku benar -benar salut dengan sikapnya. Jauh dilubuk hatiku, akupun berdoa pada Allah semoga dirimu akan segera mendapat kebaikan. Dan rasasyukurku juga bertambah karena secara tidak langsung aku mendaoat pelajaran darinya. 



Namun semenjak minyak mahal bocah itu tidak kelihatan lagi. Aku selalu menunggunya, tapi tidak juga muncul. Kemana dirimu adik kecil? Pejuang ekonomi dan juga pejuang ilmu. Semoga di manapun kamu berada selalu dalam kondisi sehat dan sukses selalu. 

Aku memang tidak mengenalnya terlalu dekat, namun rasanya langkah anak kecil yang telah berjuang selalu menarik dan mencuri perhatiannku.Jauh dilubuk hatiku ingin aku meringankan beban perkekonomiannya.Namun Disaat rencanaku sudah fix tiba-tiba anak itu menghilang seperti ditelan bumi.  




Gresik, 22 April 2022

#RWC

#RamadanWritingChallange

#OneDayOnePost

#RWCODOP2022day20

#RWCODOP 

#Gorengan







Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Niche Blog Sangat Perlu?

ODOP BLOGGER SQUAD

Review Tempat Wisata Santerra De Laponte