Kisah Sandal Jepit

 Kisah Sandal Jepit



Oleh :Endang Setyowati

Sandal jepit, sandal yang murah meriah,  awet,  dan tahan banting alias kuat begitulah katanya. Sandal serba guna tapi bisa mengantarkan kita kesurga ,he,he.Ngak Percaya?  Lihat saja di pelataran masjid dan musala. Saat Ramadan tiba ada banyak berjajar sandal jepit yang setia menunggu tuannya sedang salat. 


Sandal jepit memang enjoy kalau dipakai, bentuknya yang simpel, sangat ringan dan mudah melayang alias hilang. Aku punya kisah tentang sandal jepit loh. Saat Ramadan tiba persiapan untuk melaksanakan ibadah  keluargaku selalu membeli sandal jepit baru. Sekalian nanti buat persiapan lebaran. Biasanya saat lebaran banyak yang datang silaturrahmi ke rumah karena Ayah dan Ibu sebagai saudara tertua dan bertempat tinggal jadi satu dengan nenek. 


Sore itu aku pergi salat tarawih di musala dekat rumah. Seperti biasa saat hari pertama jamaah meluber. Semua sandal diparkir di halaman dan jumlahnya lumayan banyak. Aku menggunakan sandal jepit terbaru karena ibu telah berusaha membeli. Saat aku pulang, kebetulan aku pulang agak belakangan karena harus meminta tanda tangan pak imam untuk  laporan kegiatan  Ramadan. Saat sudah selesai aku bergegas keluar untuk pulang. 

Kusapukan pandangan mataku ke halaman musala, namun sandal jepit itu tidak ada.  Tinggal sandal non jepit. Duh,  mataku terasa berkunang-kunang,  mana baru lagi.  Kemana iniharus dicari? Aku tidak mungkin mengambil sandal yang bukanmilikku. 


Sudah deh terbayang jalan kaki tanpa sandal alias nyeker* Saat aku keluar di sisi kanan musala adalah tanah kosong ya g sering dipakai. Oleh anak anak bermain.  Aku melihat anak-anak bermain dan masih memakai peci dan baju koko. 

Saat aku melewatinya aku tersentak di sana ada setumpuk sandal yang dipakai mainan. Langsung saja kuhampiri dan dugaanku benar, sandal ada di situ. Maaf adik -adik di,  boleh saya lihat sandalnya? Sepertinya iti punya kakak.  Spontan anak anak yang bermain langsing diam dan memandang padaku. 

“ Iya Kak,” kqtqnyq sambil menunduk.

Sepertinya anak anak tidak tahu kalau sandal yang dipakai main adalah sangat diperlukan oleh pemiliknya. Setelah kulihat ternyata benar dan kuambil  sandal itu sementara anak anak hanya melihatku

Saat Aku mengambilnya tak lupa kunaseahti.

 “Dik kalau mainan jangan pakai sandalnya kakak,  nanti Kaka bingung mencarinya.  Kalian kenapa habis tarawih mainnan begini?  sebaiknya tadarus saja.  Biar dapat lebih pahalanya.”

“ Iya Kak, jawabnya 

Tolong kembalikan sandalnya yang bukan milik kalian biar kakak yang lain tidak bingung mencarinya. 




Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Niche Blog Sangat Perlu?

ODOP BLOGGER SQUAD

Review Tempat Wisata Santerra De Laponte