Cerpen, Tidak Tega
#Tenggang_Rasa
Tidak Tega
Oleh: Essetyowatie
Siang itu udara sangat panas , adanya semilir angin sedikit membantu mengubah cuaca panas menjadi sejuk. Apalagi duduk di bawah pohon yang daun-daunnya digerakkan oleh angin. Di situlah Bandi duduk sambil menunggu muatan. Ia bekerja part time disebuah usaha perorangan yang bergerak dibidang kertas, yakni mengirim kertas untuk membungkus benda -benda.
Saat duduk itulah pandangan Bandi beradu dengan sepasang Kakek Nenek yang sudah renta. Ia menuntun sepedanya sedang yang satunya mengais sesuatu di tempat sampau atau apa saja benda yang bisa diuangkan.
Saat langkahnya sudah mendekati Bandi, disapalah kedua Kakek Nenek itu.
“Sedang mencari apa, Nek, Kek?,” tanya Bandi.
Mendengar disapa seseorang kakek nenek itu menghentikan aktivitasnya sejenak.
“Ini Nak cari barang rongsokan. Kalau sudah terkumpul nanti dijual ke pengepul dan uangnya untuk keperluan hidup sehari-hari.”
Duh,hati Bandi bagaikan di terpa angin kencang, terkejut. Dalam hatinya timbul rasa kasihan orang sesepuh itu masih harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Harusnya s eusia Beliau begitu sudah duduk di rumah sebagai penasihat dari anak -anaknya. Akan tetapi fakta Kehidupan tidak semudah teori yang ada, terkadang berbalik 180•.
Bandi ingin berbuat lebih namun, terhalang waktu sehingga ia hanya berbuat sesuai dengan kemampuannya. Kebetulan di dekat Bandi duduk ada penjual bakso keliling yang mangkal. Kebetulan sudah memasuki waktunya makan siang.
“Kek, tunggu ya, mari makan bakso untuk makan siang . Kakek dan Nenek makan dulu ya, nanti saya memyusul. “
Kakek dan nenek itu hanya bergeming dan memandang tukang bakso.
“Bang baksonya dua mangkuk.”Dengan isyarat mata Bandi menyebut untuk kedua pasutri itu.
“Biasanya tidak mau di mangkok Pak, mintanya dibungkus,”jelas penjual bakso.
“Oh, ngak masalah Pak, dibungkus juga boleh, “balas Bandi
Dengan cekatan penjual bakso melayani konsumennya dalam hitungan menit sudah siap.
“Terima kasih, Pak! Semoga kebaikan Bapak akan menjadi penolong Bapak di dunia maupun di akhirat.”
“Sama -sama, semoga doanya diijabahi oleh Allah.”
Kemudian mereka pergi melanjutkan bekerjanya.
”Berapa semuanya, Pak,” tanya Bandi.
“20 ribu, Pak.”
“Kalau begitu satu mangkok lagi buat saya,” kata Bandi
Sambil menunggu bakso yang di pesan pikiran Bandi selalu terbayang pada Kakek dan Nenek tersebut .Semoga selalu dilancarkan rezekinya dan diberi kesehatan di mudahkan jalan hidupnya agar dia bisa hidup bahagia
Gresik,9 Juni 2022
#Setor Kak
#Moh
#NBOday09
#Nulis BersamanOdop
Tulisan ini saya posting juga di KPFI
Comments
Post a Comment