Kemajuan Peremouan dan Anak di Mulai Dari Keluarga

 



Kemajuan  Perempuan dan Anak di Mulai Dari Keluarga




Oleh :Endang Setyowati

 Perempuan dan laki-laki adalah  makhluk  yang diciptaan Allah untuk sebuah tujuan. Mempunyai tugas dan peran masing -masing di dunia ini. Tugasnya memakmurkan bumi ciptaan Allah untuk kelangsungan hidup.  Peran perempuan sebagai makmum, seorang isteri, seorang ibu yang melahirkan, dan juga mendidik putra putrinya. Mengenai  soal pendidikan seorang ibu adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya.Sedang perannya laki-laki sebagai pemimpin masyarakat, perempuan, kepala keluarga, dan sebagai seorang Ayah

Perempuan dibekali sifat yang lembut,perasa, dan  berkulit halus dengan bentuk fisik yang khas. Dengan ciri tersebut sangat cocok untuk tugas domestik dan juga pencetak peradaban. Laki-laki diciptakan dengan fisik yang kuat dan sifat yang tegas.Karena perbedaan itu keduanya harus saling melengkapi, mengisi, untuk menuju kehidupan yang harmoni. 

Dihadapan Allah tidak ada perbedaan diantara laki -laki dan perempuan yang membedakan hanyalah  amal ibadah  dan perbuatannya. Kelak masing -masing akan mempertanggung jawabkan semua perbuatannya selama hidup di dunia. Namun, fakta  di masyarakat nampak lain, masih ada yang berbicara bahwa  ketidaksetaraan gender ternyata belum sepenuhnya hilang. Meskipun sejak tahun 1928 sudah ada Konggres Wanita Indonesia yang pertama hingga  sampai Kongres yang keempat tahun 1947. Tujuannya mengangkat harkat dan martabat perempuan serta  peran perempuan sangat penting dalam kemajuan pembangunan bangsa.


Sebenarnya kalau menengok sejarah pada masa penjajahan maupun  masa telah merdeka sudah ada pahlawan perempuan yang tangguh sangat disegani musuh. Seperti diantaranya  Cut Nyak Dien, Christina Marta Tiahahu, Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, Rasuna Said. Pahlawan-pahlawan ini sudah memberikan contoh juga inspirasi bahwa wanita bisa mengambil inisiatif bila dihadapkan suatu masalah. 

Pasca kemerdekaan sampai memasuki era melinial negara Indonesia  sudah membuktikan pernah dipimpim oleh seorang perempuan. Beliau adalah  Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden Republik Indonesia. Di instansi pemerintah maupun instansi  swasta sudah banyak peran perempuan yang berpartisipasi. Jadi kalau di tilik kebelakang sebenarnya perempuan sudah turut berjuang untuk kemajuan Bangsa.

Kesetaraan Gender Yang Belum Merata

Peran perempuan di era melinial sudah tidak diragukan lagi, namun masih ada satu titik yang mesti dicermati yakni masalah kesetaraan gender. Masih saja ada  di sekitar lingkungan tempat tinggal kita yang memandang perempuan dengan sebelah mata. Mereka masih mempunyai pandangan untuk apa perempuan sekolah tinggi? Untuk.apa perempuan belajar skill yang menunjang kebutuhan hidup. Mungkin kalau masih lajang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada akhirnya kalau sudah menikah dan mempunyai anak akan kembali ke dapur mengurus rumah. Jadi untuk apa mengenyam pendidikan tinggi, kalau akhirnya tidak terpakai?

Kebanyakan dari kultur masyarakat kita masih mengangap bahwa pekrejaan rumah itu tidak membutuhkan ilmu yang rumit. Jenis pekerjaaan yang bisa dikerjakan walaupun, yang bersangkutan tidak mempunyai pendidikan tinggi. Mereka lupa bahwa untuk mengurus rumah tangga itu perlu segudang ilmu yang diterapkan. Seorang ibu harus menjadi ahli gizi, ahli pengobatan, ahli ekonomi, ahli komunikasi, ahli psikologi ,dan ahli kesabaran tingkat tinngi.

Sederet pengetauhan itu tidak mungkin bisa dikerjakan bila seseorang tidak mempunyai kecapakan khusus dan pemikiran yang cemerlang.Sehingga mau tidak mau seorang ibu harus belajar untuk mengatasi masalah yang menghadang

Mungkin ada juga yang berpendapat, urusan domestik bisa diserahkan pada asisten rumah tangga. Pendapat ini memang tidak keliru seiring dengan perkembangan zaman.Namun, tidak semua urusan domestik diserahkan pada asisten rumah tangga. Ada hal-hal khusus misal mendidik anak ini perlu keseriusan dan  pengetauhan yang luas?


Karena menyadari hal tersebut banyak perempuam yang berpendidikan tinggi [Sarjana] dengan ikhlas mengabdikan diri di rumah menjadi ibu rumah tangga. Mengingat pentingnya peran generasi penerus membangun bangsa yang tangguh. Pendisika ya g tepat akan membawa hasil yang bagus.

Sebenarnya seorang perempuan masih tetap bisa  berkarir di bidang yang telah digeluti setelah menjadi seorang ibu, itu juga sah -sah saja. Hanya disini yang perlu digarisbawahi tidak melupakan tugas utama sebagai seorang ibu yang akan bertanggung jawab terhadap pendidikan buah hatinya. 

Jika  perempuan mau  berperan ganda dipastikan sudah  izin dari suaminya. kerjasama dengan suami sangat diperlukan meski,tanggun jawab utama dalam.rumah tangga adalah seorang Ayah.Karena mustahi  bila seorang perempuan berperan ganda  tanpa dukungan seorang suami. sebaliknya juga seorang suami bisa sukses dan hebat karena dibelakangnya ada seorang istri yang hebat.

Di pendidikan ketidak setaraan gender bisa dilihat di sekolah menengah kejuruan,saya sendiri mengalaminya. Dulu sekolah di SMK Farmasi di situ mayoritas perempuan sementara Yang sekolah teknik mayoritas laki laki. 

Mengubah Sudut Pandang Untuk Menyelaraskan Gender

Sejauh ini masalah gender masih saja bergulir. Adakah bayangan suatu saat ketidakselarasan gender itu melebur?   Diperlukan usaha yang terus menerus dan berkelanjutan untuk mengubah pola asuh. Usaha yang paling efektif di mulai dari keluarga. Sebab diskriminasi terhadap perempuan itu kalau diurut dari akar masalah pola asuh juga ikut andil.

Tentunya kita masih ingat masa kecil, pola asuh di keluarga antara anak perempuan dan laki laki berbeda. Anak perempuan bentuk permainananya seputar kegiatan domestik sedang anak laki-laki dengan gerakan yang banyak seperti mobil-mobilan, bermain strategi perang dan lain lain.

 Di samping itu ada sistem pengarahan dalam keluarga yang masih menempatkan bahwa anak laki-laki diperlakukan lebih istimewa dari pada anak perempuan. Anak laki-.laki disekolahkan lebih tinggi dengan alasan kedepannya bertanggung jawab atas kekuarga. Sementara anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena kedepannya hidupnya akan ditanggung  suaminya.

Seiring berjalannya waktu anak-anak tersebut kelak akan terjun kemasyarakat. Otomatis pola didik yang telah di serap  akan dibawa juga ke masyarakat.


Mengapa Perempuan Harus Pandai?

Sebab ketika perempuan pandai maka akan bisa megelola kecerdasannya untuk mengurus rumah dan memberdayakan lingkungan disekitarnya. Seorang perempuan yang cerdas akan bisa membantu perekonomian keluarga , sehingga keluarga bisa sejahtera. 

Pemberdayaan perempuan telah mengubah perekonomian keluarga. Bisa menopang saat ekonomi keluarha goyah. Banyak yang bisa melihat bahwa kaum perempuan menjadi pelaku usaha mikro ,juga  penggerak UMKM ini sebuah fakta yang baik. 

Agar tidak ketinggalan perempuan juga  harus mengenal teknologi sebagi pintu masuk  mengelola penjualan secara online 

Ketika kecerdasan perempuan sudah dimiliki dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari maka kebaikan dalam hidup akan terpenuhi.  Ada sebuah pepatah baik tidaknya negara akan terlihat dari perempuannya ,bila perempuannya baik santun ,bisa menempatkan diri maka negara akan maju dan tegak.Karwna wanita adalah tinga negara.

Jadi kesimpulan :Wanita harus pandai jangan pernah bosan untuk  terus belajar .


Sumber:dari berbagai sumber dan pengamatan di lingkungan sekitar.

Data diri

Nama:Endang Setyowati

Pernah diikutkan lomba dan belum beruntung















Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang