Menunggu Angkutan Umum

 Menunggu Angkutan Umum



Oleh:Essetyowatie

 Deretan transportasi umum mengular di jalan yang menanjak  disertai asap  yang mengepul memberikan polusi  udara terasa panas sekali. Di situlah Umdini berdiri di pinggir jalan berpayung  panas terik matahari waktu tengah hari . Kata orang  posisi matahari pas di ubun-ubun. Pandangan matanya fokus ke arah di mana angkutan umum akan muncul.


 Ia mulai gelisah ketika yang ditunggu tidak juga muncul. Padahal sudah setengah jam lebih. Ia berdiri di tepi jalan berteman dengan kepulan asap kendaraan bermotor disertai debu berterbangan.  Langkah Umdini kemudian  menepi pada sebuah emperan toko yang tutup untuk menghindari panas mentari juga polusi meskipun, sudah mengenakan masker. 



Ia mondar-mandir  untuk mengurangi kegelisahan. Sejenak merasa kesal akan tetapi, ia teringat “ ketenangan itu sangat diperlukan dalam kondisi apa pun agar bisa  jernih bila terpaksa mengambil  keputusan dalam  situasi genting.”



 Dalam hatinya ia berkata, “Tak perlu kau gelisah kalau sudah saatnya datang , angkutan itu pasti datang." Ternyata benar tiba-tiba angkutan umum berada di belakang truk trailer. Hatinya tampak lega dan binar matanya menawan.


Segera Umdini menggunakan isyarat tangannya untuk memberi tanda pada sopir angkutan, bahwa ia  mau naik angkutan itu. Akhirnya angkutan umum  berhenti di depan Umdini



Segera Umdini masuk ke dalamnya dan di sana sudah terdapat beberapa penumpang dari berbagai kalangan. Umdini mendapat tempat di ujung bangku. Terdengar beberapa obrolan dari para penumpang. Obrolan seputar pekerjaan yang digelutinya. 



Umdini mendengarkan dengan santai tetapi serius mengikuti alurnya. Salah satu dari mereka terlihat sudah sepuh tapi masih semangat untuk kerja  menghasilakan rupiah. Kendati sama anaknya tidak diizinkan tetapi, tetap saja beraktivitas karena tidak enak berdiam diri saja di rumah. Anaknya sudah mencukupi semua kebutuhannya tetapi, ia merasa tidak enak bila dikasih terus. Beliau merasa masih bisa berusaha, jadi sudut pandang anaknya belum bisa diterima.



Dari obrolan itu ia bisa menarik kesimpulan bahwa pekerjaan sangat diperlukan setiap orang selama orang masih bisa beraktivitas. Orang lain bisa saja memandang bahwa  ,seseorang yang sudah sepuh tidak memerlukan aktivitas yang menghasilkan uang. Akan tetapi Itu kurang tepatenurutku.



Pekerjaan bisa disejajarkan dengan sebuah kutipan,”belajar itu dimulai dari lahir sampai keliang lahat.” Maaf saya lupa sumbernya dari mana kutipan tersebut.


Gresik, 8 Juli 2022


#NBOday8









Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang