Berdamai
#temani_aku
Berdamai
Penulis:Es Setyowatie
Senja telah membuka diri untuk menyambut malam. Burung-burung terbang berkelompok menuju sarangnya. Kicauan mereka bersautan seakan. seperti paduan suara terhebat di dunia. Sementara semburat merah keunguan semakin memudar bersatu dengan malam.
Nalendra masih duduk dibangku taman di lokasi tempat tinggalnya.Ia begitu hangat menikmati senja hingga hatinya damai, namun saat senja menghilang ia menjadi limbung lagi.
Ya, semenjak Yuki, istrinya telah pulang ke Rahmatullah kehidupan Nalendra sedikit kacau. Itu karwna rasa sayang terhadap istrinya sudah menyatu dengan napasnya.
Orang disekitarnya mengangap bahwa Nalendra depresi dengan kepergian istrinya. Sementara yang lain menganggap kalau Nalendra tidak bisa menerima kenyataan.
Sepanjang waktu hatinya merasa tersiksa. Saat di ruang tamu, yang biasanya diramaikan oleh suara televisi juga candaan mereka berdua. Namun, sekarang suara candaan itu telah lenyap di telan dan bersatu dengan alam.
Bila di dapur, biasanya wangi masakan bisa membangunkanya Kemudian tersedia segelas minuman hangat dan sepiring nasi untuk sarapan sudah siaap.
Namun, kini suasana sepi, hanya denting suara air yang bocor dari kran menetes mengenai washtafel. Sudah tidak ada lagi aroma wanginya masakan dan teh manis hangat
Bila malam tiba gelapnya suasana di luar sana mewakili gelap hatinya dan terus bayangan Yuki bermunculan di depan matanya. Duh, sangat tersiksa dengan kondisi ini.
Harapannya di saat malam tiba ia bisa beristirahat dengan nyaman namun, semua itu hanya ilusi saja. Ia begadang sepanjang malam berteman kopi dan kepulan asap. Kalau sudah begitu ia bisa happy dan merasakan bayangan Yuki hadir menemani dan mengobrol bersama.
Suara burung malam menyadarkan dirinya bahwa Yuki tidak bersamanya.
“Benarkah yang dikatakan orang bahwa aku telah hilang akal?” Ia bermonolog dengan air mata berkaca-kaca. Tersiksa hati tiada pernah henti dan aku harus mengakui bahwa aku butuh teman.
Rasa yang melekat dalam jiwa memang susah dihilangkan. Sudah puluhan purnama dilalui namun rasa itu tetap tidak bisa pergi. Hingga ia lelah sampai kapan ia bisa berdamai dengan hatinya sendiri.
Hari terus berlalu tanpa menunggu Nalendra untuk berdamai. Hingga langkah kaki membawa ziarah ke makan istrinya.Sejak itu ia tidak pernah tampak lagi dan tetangganya yang berbaik hati masih menunggu kapan Nalendra muncul
Gresik, 2 Agustus 2022
Comments
Post a Comment