PURNAMA KE-11
PURNAMA KE-11
Oleh: Es Setyowatie
Semenjak Ibunya meninggal Ahmad menjadi pewaris tunggal keluarga kaya raya tetapi ibunya mempunyai ilmu sihir bila meninggal otomatis ilmu itu turun pada ahli warisnya, suka atau tidak harus diterima.
Setiap bulan purnama yang ke-11 ia harus mengadakan ritual untuk memperkuat ilmu dengan menyerap aura bulan purnama. Di samping itu ada suatu perjanjian kalau anak penyihir
harus menikah dengan anak sesama penyihir. Kalau tidak yang bersangkutan akan meninggal dan harta nya akan ludes. Ada saja caranya , entah terbakar , atau ditelan bencana.
Perjanjian itu yang membuat Ahmad gelisah karena ia telah menjalin asmara dengan gadis pujaannya,Tya. Pria berambut lurus itu tidak akan memutuskan gadis berambut ikal itu, karena sangat sayang dan juga mempunyai hati yang baik.
“Tya, tolong bantu aku untuk menolak ritual perjodohan sesama anak penyihir, karena ritual itu akan gugur bila ada cinta kasih yang tulus dari seorang gadis. Perlu kamu ketahui juga setelah ritual ini batal darah penyihirku sirna diikuti dengan harta kekayaan yang ada.
Apakah kamu masih mau denganku setelah aku tidak mempunyai apa-apa. bisa menjamin ketulusanmu karena itu hanya kamu sendiri yang tahu dan nanti akan terbukti di purnama ke -11.
Aku telah menyatakan ikrar itu dan aku akan hancur bila cintamu tidak tulus. Tetapi itu tidak mengapa Aku sudah membulatkan tekad
*
Di malam purnama ke-11 Ahmad memper siapkan ritual bersama.Tepat pergantian waktu di jam 00.00 kilatan petir datang untuk menagih janji dRi ahmad.
“Sudah siapkah, Ahmad? Itukah Kekasihmu yang akan kamu nikahi?” tanya petir
“Betul penguasa petir,” jawab Ahmad
“Karwna aku tidak yakin dwngan ketulusan kekasihmu aku masih menerima pembatalan perjanjian ini. Pikirkan. Sekali. Lagi sebelum kamu menyesal.
Aku tidak akan mundur dari janjiku karena harga diri seorang terletak pada ucapannya
Bagiku pantang menjilat ludah sendiri.
Baik, kau memang seirang pria yang baik, semoga kebaikan mu memdapat respon yang imbang dari kekasihmu.
Comments
Post a Comment