Antara Aku dan Kamu

 Ketika ia  sampai tempat yang dituju, rumah bercat putih  itu tutup,  seperti tidak berpenghuni. Ia bertanya pada tetangganya depan rumah cat putih, apakah  ada orang di dalam atau tidak. Informasi yang diperoleh tuan rumah yang bernama Bu Surti ada di dalam. Kalau suaminya sudah berangkat kerja mulai lagi.


Kemudian pagar yang terbuat dari besi diketuk pakai kunci  hingga berbunyi , teng, teng.... 

Dengan harapan agar tuan rumah bersedia membuka pintu dan memperbolehkan tamunya masuk. Namun usahanya sia-sia, yang di dalam hanya bergeming sehingga saat ketukan pagar berhenti, sunyi kembali. 

Kali ini iya menambah ketukan agak keras dan memanggil si tuan rumah tetapi kiranya hanya dianggap angin lalu saja,  tiada jawaban yang bisa diharapkan. 


 Rupanya kesabaran si tamu sudah mulai habis, kembali ia mengetuk pagar dengan kunci diikuti dengan suara agak keras berharap bisa didengar. Si tamu skelihatan mulai jengkel. “Hai,  kamu ini bagaimana  telponku kau blokir dan sekarang aku datang jauh jauh dari pusat kota  di sini juga tak bisa berjumpa denganmu.’’


“Hai bagaimana  dimana tanggung jawabmu? Hutangmu sudah cukup banyak menumpuk.

Kamu  bisa beli tanaman kesukaanmu,  kamu bisa  menjalankan hobimu tapi untuk melunasi hutang saja kamu tak melakukan. Semua akses media sosial yang terhubung ke aku kamu blokir. Bahkan tidak hanya kamu yang memblokir,  semua anggota keluargamu memblokir nomer teleponku. Sekarang salahku apa? Beginikah etikat baik yang kau berikan kepadaku? setelah aku  jungkir balik menolongmu disaat  keluargamu sedang di rudung masalah. Baik sekarang baru tahu kualitas dirimu seperti apa. Sebaiknya kamu tidak boleh seperti ini. Kamu harus ingat apa yang kamu tanam hari ini akan pula kaun panen di kemudian hari

  tetapi aoa yang kamu tanam. Kamu jugalah yang akan menuai.Hukum karma tetap berlaku,  apakah kamu tidak. Takut akan hal seperti itu? 

Setelah ditunggu tidak. Ada reaksi aoa pun kemudian



Kemudian ia pulang dwnga wajah penuh emosi dan ngedumel. 

Aku tahu semua yang terjadi sebagai saksi ingkari janji, karena aku adalah pagar yang setiap kali diketuk oleh orang asing yang datangnke rumahmu. 





Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang