JANJI
Janji
Oleh :endang setyowatie
"Nanda, Kamu tahu khan Ayah mempunyai hutang cukup banyak pada Pak Rustam saat ibumu sakit kita kebingungan.mencari dana.berkah bantuan Pak Rustam uang untuk berobat ibumu bisa dibayar. . Namun,perlu kamu ketaui Ayah merasa kesulitan untuk membayar hutang itu."
"Iya, Ayah! Nanda paham, nanti Saya bantu mencari dana untuk membayarnya, Ayah. Kita cicil setiap bulan saat Nanda gajian. Ayah tidak usah risau," ucap Nanda dengan sopan.
"Terima kasih Nanda atas semua bantuanmu dan kamu anak yang solehah. Tapi maksud Ayah tidak begitu. Kemarin Pak Kromo utusannya Pak Rustam bilang pada ayah,"Hutang Ayah dianggap lunas kalau Ayah bersedia menerima Idhang sebagai menantu. Ini berarti Nanda harus menikah dengan Idhang.Talu jika ayah menolaknya sesuai janaji akhir tahun ini harus sudah lunas plus bunganya.Bagaimana pendapatmu Nanda?" tanya ayahnya
Nanda terperanjat memdengar yang dikatakan Ayahnya. Sesaat suasana hening dan Nanda hanya bergeming saja.Hatinya langsung di penuhi kabut, gelap dan pekat. Dadanya bergemuruh kepalanya pusing, perutnya mual, seakan ingin memuntahkan semua isi di perutnya.
"Ini sebuah pilihan yang berat,Ayah. Aku belum mengenal Idhang.Selama ini Idhang merantau, katanya melanjutkan sekolah di Jakarta.Saya betul betul buta tentang Idhang ,Ayah,"ucap Nanda dengan sopan. Sebenarnya Nanda sudah punya pilihan,tapi tidak berani mengatakan pada Ayahnya.meskipun ayahnya meminta pendapat,hati kecilnya tidak tega menyakiti hati kedua orang tuanya.
Di dalam kamar, Ibunya mendengar percakapan antara Nanda dan Ayahnya.Hati ibunya terasa bimbang,bingung.Kondisinya semenjak sembuh dari sakit belum sekuat dulu.kalau dulu ia mampu bekwrja keras hanya butuh empat jam untuk istirahat ki in,hanya untuk memasak saja enwrginya terasa sudah habis. Yang bisa dilakukan ibunya hanya memanjatkan dia semoga Nanda diberi jalan yang baik.
"Ayah tahu,Nanda.Ayah juga tidak akan memaksa dirimu.Ayah akan berusaha semaksimal mungkin agar hutang ini bisa lunas,tanoa mengorbankan.dirimu,"kata Ayahnya dengan mata yang bwrkaca -kaca ,dalam hatinya tidak akan tega menyerahkan k3bahaguan anaknya oada orang yang belum di kena budi pekrtinya.Semoga kebaikan yang berpihak pada Nanda.
"Istirahatlah dulu, Nanda.Malam semakin larut .Besok kita bicarakan lagi," Ayahnya berkata pelan.
"Baik ,Ayah. Saya istirahat dulu."
Nanda meninggalkan ayahnya menuju kamar .Dia tidak bisa tidur memikirkanmasalh ini, badannya terbaring di tempat tidur namun pikirannya berpikir keras menimbang kemungkinan yang akan terjadi.pertimbangannya sudah mengerucut. Dia melihat jam sdh jam dua dini hari ,tetapi juga belum mengantuk.Akhirnya di putuskan untuk salat malam.dilangitkan doanya mohon diberi jalan yang terbaik dan agar keluarganya tidak kehilangan harga diri.dan pilihan yang harus dipilih semoga membawa kebaikan.
****
Sarapan pagi sudah selesai.Nanda siap untuk berangkat kerja,Ibu duduk di samping Ayah.
"Ayah,semalam Nanda sudah memikirkan,kalau Nanda siap untuk menerima tawaran Pak Rustam ,tapi dengan satu syarat saya harus bertemu dulu dengan Idahang.
Ibu terperanjat mendengar keputusannku demikian juga Ayah.
"Nanda,sekali lagi Ayah ulangi ,tidak ada paksaan untukmu harus menerima tawaran pak Rustam. Ayah dan Ibu tidak akan mengorbankan kebahagianmu,pertimbangkan sekali lagi."
"Tidak Ayah ,keputusan saya sudah bulat, kebahagian Ayah adalah kebahagianku juga.ini waktunya saya bakti pada Ayah dan Ibu.InsyaAllah Akan diberikan yang baik ."
Sorenya hari Ayah memberi tahu kalau Idhang mau bertemu denganku hari minggu ,berarti aku masih punya waktu 6 hari kedepan.ternyata idhang adalah teman koresponden sahabat penaku.kendati sekarang zamannya sudah serba internet tapi, saat itu kami sering berkirim surat ,saling bercerita dan ternyata kalian sudah saling kenal.
****
Comments
Post a Comment