Nasab Yang Kabur


 Nasab yang Kabur

Penulis :Es Setyowatie

Hujan juga belum reda, masih cukup deras disertai angin dan petir. Padahal sudah waktunya pulang kerja, sehingga mau tidak mau Lingsa mesti menunggu agar hujan reda atau minimal agak reda. 

Hanya masalah tidak nyaman saja kalau berkendara dalam situasi hujan deras. Belum lagi nanti genangan air yang ada dijalan, bisa-bisa kecipratan genangan air.

 Ini memang bulan Desember jadi curah hujan cukup tinggi.Bagi Lingsa bulan Desember adalah bulan yang banyak kejadian penting yang berkaitan dengan dirinya. Mulai hal yang menyenangkan sampai yang menyedihkan. 

Ulang tahun yang menyenangkan terjadi di bulan desember. Rezeki penompang hidup berupa pekerjaan di terima di bulan desember. Jatuh hatinya dengam sang pujaan juga dibulan Desember hingga sekarang mau mengenalkan pada ibunya juga di bulan Desember. 

Perginya ayah kandung meninggalkan rumah juga di bulan desember, saat itu hujan deras dan teriakan Lingsa memanggil  Ayahnya untuk kembali tidak didengarnya karena suaranya berbaur dengan hujan. Yang diingat Lingsa Ayahnya bukan orang Indonesia. Ketika bertanya pada ibunya, tentang ayahnya, ibunya hanya menjawab Ayahmu kembali kenegaranya dan ibu tidak bisa ikut. Itu pertemuan terakhir Lingswa dengan Ayahnya. 

Mengenang perjalanan hidupnya tak terasa air matanya mengalir. Ada air mata bahagia dan duka di bulan Desember. Lingswa berharap Desembernya akan selalu ceria seperti lagu September Ceria bukan Desember Kelabu seperti sebuah lagu hit yang di lantukan oleh Maharani Kahar  di era tahun 1982.

"Ling,  jangan melamun, hujannya sudah reda.Ayo pulang!" kata  Metty 

"Oh iya, Tidak melamun kok Metty, hanya memgingat sedikit kisah hidup. Karena kisah hidupku hanya seputar bulan Desember."

 "Jangan baper Ling, jadi tidak sehat hidupmu. Diam -diam kamu termasuk. beruntung dapat gebetan orang Korea. Seperti idolamu dalam drama korea. Tapi wajahmu juga mirip-mirip orang Korea.,"canda Metty

"Aku deg -degan, kuatirmya obu tidak setuku, soalnya ibu pernah ounya kisah kelam dengan orang asing."

"Percayalah dengan kekuatan cinta, cinta yang tulus akan mwnghasirkan ketulusan juga.optimis saja Lingswa.Semoga dapat restu dari ibumu, " hibur Metty

"Terima kasih supportnya Metty."

**

Kereta malam telah membawa Lingsa dan Bon Hwa dari stasiun Gambir jakarta menuju Surabaya. Bon Hwa adalah Pria asal korea yang telah jatuh hati pada  Lingswa.Mereka satu kantor di tempat kerja di bidang konstruksi. Karena kepiawaian Lingswa tentang bahasa asing membuat mereka dekat, tapi Bon-Hwa sendiri juga bisa bahasa Indonesia. 

Lingswa menelepon ibunya kalau sudah sampai Stasiun PasarTuri dan sekarang sedang perjalanan menuju rumah. Sedangkan BonHwa sangat mengumi indahnya kota Surabaya yang hijau dan Tuvu oahlawan yang menjulang tinggi. Karena sepanjang jalan banyak tanaman hias

" It's beautyful Surabaya.Papaku pernah tinggal dan banyak bercerita tentang Surabaya," kata Bon Hwa

"Surabaya memang Luar biasa."

Taxi berhenti di depan rumah Lingswa. Ibunya sudah menunggu di halaman depan. Kwduanya di sambut dengan suka cita.

Lingswa langsung memeluk ibunya, semetara Bon Hwa mbungkukkan badannya memberikan Hormat oada ibunya Lingswa.  Marni nama ibunya Lingswa. 

"Bon Hwa, kenalkan ini ibuku,"kata Lingswa

BonHwa tersenyum  dan menerima jabat tangan Marni, sebagai tanda perkenalan 

"Mari masuk ke rumah,"

Marni memasuki rumah diikuti oleh Lingswa dan Bon Hwa. Mereka duduk di ruang tamu dan sudah ada minuman teh hangat dan bebeeapa cemalon di runag tamu. Saling berbagi cerita. 

**

Sore hari sangat cerah, kembali bertiga me gobrol di ruang tamu.Ketiganya mulai saling mengenal dan terlibat obrolan yang akrab. 


Bon Hwa mengatakan maksud kedatangnanya ke Surabaya bersama Lingswa ingin memobon restu pada Marni. . BonHwa ingin membina hubungan yang serius dengan Lingswa.

Marni bersikap bijaksana, menolak fidak, menerima kuga tidak. Marni ingin mengetaui dulu latar belakang keluarga Bon Hwa di Korea . 

BonHwawngerti maksud Marni, karema ifu Bon Hwa menverigakan dengan jujur .Marni mendengarkan denganseksama dalam hatinya cerita Binhwa mirio sekali dengan aoa yang dialami oleh Marni sewaktu Ayah jandungnya  Li gswa di Surabaya. Jatinya Marni berdevup kencamg. 

"Apakakah kamu mebawa foto keluargamu?" tanya Marni

"Bawa Bu! ini fotonya.. "

Marni mengamagi fotonya dengam seksama, jantungnya bagai terlepas 

Fidak salah lagi Ayahnya Bon Hwa juga Ayahnya Lingswa. Jadi. Wrwaka bwrsaudara safu ayah lain ibu  kepala Marni tiba tiba ousong, oandangannya kabur dan jatuh .Unfung saja Bon Hwa bergerak ceoat sehingga tidak samoai jatuh kelanatai. 

Lingswa binging,  Apa yang terjadi? Kenapa ibunya tiba tiba pingsan? 

Ibunya di baringkan sitempat dan belum.  Juga siuman .sudah di beri bwberao wangi wangian belum juga sadar. Akhirnya di bawa ke rymah sakit dan yang membjat terkwjut Lingswa, ibunya terkena serangam struk dam tidak bisa bicara. Sedih hafinya Lingswa airmatanya tak bisa di tahan. 

"Sabar Lingswa ,ibumu akan baik baik saja.Dan Ayahku akan datang ke Indonesia sekarang lagi perjalanan.Ayah bilang selain ingin mengenalmu juga ingin memgunjungi orang yang spesial dalam hidupnya, setelah mamaku. Dan mamaku sudah meninggal setahun yang lalu Lingswa. Kadi kamu jangan sedih, ya. ada aku yang menjagamu."

Bon Hwa menvoba menenangkan Li gswa denag mengelus  pufak dan rambutnya. 

Keesokan harinya Papanya Bon Hwa datang  dan disambht senang oleh Bin Jwa da Linhswa. Papa ini Lingswa. Papanya mandang lama oada Lingswa dan hamya berging saja. dalam hati dan ingatannya, sepertinya aku angat familiar denagn facenya gadis ini. 

"Papa, kenapa papa diam, Linhswa canfik ya pa,"kata kata itu membuyarkan ingatannya. 

"Iya Lingswa cantik," dengan kata ya g terlutus lutus. Sekarang ibumu dimana? Bklehkan aku menjenguknya? 

Kemudian Bon Hwa dan Li gswa mengantarkan ke ruang dahlia n05 Bertiga masuk .Lamgkan papaberbenti kefika tahu bahwa yang di rawat adalah Marni,anta isyrinya dulu. Berarti Lingswa da Bon Hwa adalah saudaran.Oh Tuhan. 

"Lingswa, Ini ibumu? "

"iya Pak,7benar itu ibu saya. "

"Ibumu tidak pernah cerita kalau  ayahmu masih hidup? Dan ibumu tidak oernah memoerlihatkan fofo ayahmu? "

"Tidak., Pak"

"Baiklah, jadi kamu belum tahu ayahkandungmu  seperfi apa? DanKamu mencintai Bon Hwa? 

"Iya  Pak, Saya mencintai Bon hwa dan kami salonh memcintai."

Maafkan Papa, Kalian tidak bisa menikah karwna kalain saudara kandung satu ayah tali lain ibu.  Bagaikan twrsambar petirli gswa gidak percaya yang di dengarkan, Ia lari dan merasa frustrasi. 


#Cerpen 










Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang