Terjerat Cinta (Fikmin)
TERJERAT CINTA
Oleh: ES Setyowatie
Alunan instrumen musik klasik Everything i do do it for you masih menggema. Larasati menikmati setiap dentuman irama sambil menyesap teh beraroma melati kesukaannya. Hatinya sedikit membaik namun, pertanyaan -pertanyaan di kepala masih bermunculan laksana jamur di musim hujan.
Dia mencoba memilah mana pertanyaan yang harus dijawab dulu. Namun, tidak menunjukkan titik temu pertanyaan mana yang diprioritaskan. Semua berkelindan di alam pikirannya. Datang begitu tiba-tiba seperti angin lesus memporak porandakan hati yang selama ini damai, tenang dihiasi rasa kasih sayang dan merasa sangat bahagia. Akhirnya pikirannya mengerucut pada sebuah kalimat, haruskah cukup sampai di sini ataukah harus mengemis cintanya.
##
Siang itu seperti biasa Mas Pramana pulang dari luar kota. Tidak ada yang aneh, Dia menerima sambutanku dengan baik ,waktu aku membongkar koper, bajunya yang kotor kumasukkan dalam mesin cuci tidak ada tanda mencurigakan.
Namun, aku pun tidak menduga sama sekali usai makan malam, saat kami duduk di teras belakang Mas Pramana mengatakan padaku sesuatu yang mengejutkan.
"Laras, aku minta maaf!"
"Maaf untuk apa."
"Begini, selama ini aku tidak pernah ada niat untuk menduakan. Aku selalu bisa jaga pandangan dan kehormatanku sebagi suamimu. Namun kemarin perusahaan yang akan bekerja sama dengan kita ternyata adalah Kemuning. Aku sudah pernah cerita padamu tentang Kemuning."
Hati Larasati bagaikan tersambar petir. Sebisanya ia menenangkan dirinya.
Karena selama ini memang tidak ada rahasia yang ditutupi.
" Kenapa dengan Kemuning?"
"Pertemuan itu telah menyemaikan kembali apa yang sudah hilang dan hati kami bertaut kembali. Maafkan aku! Aku ingin menyetarakan Kemuning dalam hidupku seperti kedudukanmu, tentu saja atas izinmu. Jawaban tidak harus sekarang. Aku tahu Ini sama-sama sulit. Sulit dipihakku juga dipihakmu,”
Larasati diam air mata mengembun, hatinya pilu, kesedihan mewarnai raut wajah . Sulit untuk dipercaya, bagaimana bisa ia harus berbagi hati dengan Kemuning. Bagaimana bersikap tiba-tiba harus menerima kenyataan ini. Sungguh sebuah dilema, bagaikan makan buah simalakama.
Selesai
💦💦🌞💦💦
,💦💦
Comments
Post a Comment