(Cerpen )Masih Adakah Cinta
Masih Adakah Cinta.
Oleh : Es Setyowati
Jumkat:3012
Tugas MOW IWZ
"Ren, lunaklah sedikit hatimu!" Coba pertimbangkan lagi langkah yang diambil bapakmu. Minimal temuilah Bayu kalau nanti bertamu ke sini. Tidak ada orang yang sempurna, pasti ada nilai plus dan nilai minus. Ibu paham, trauma pada dua orang laki laki yang kamu cintai namun keduanya menggoreskan rasa kecewa di hatimu. Maafkan juga ibumu ini" kata Friska, ibunya Reni
Reni hanya bergeming dan wajahnya menunduk. Ingin rasanya ia mengatakan pada ibunya kalau hatinya kini sudah tertutup untuk cinta. Pengkhianatan Faris dan masa lalu pernikahan ibunya yang retak telah menoreh luka tak berdarah. Dia, benar benar kecewa dengan kehidupan ini. Bulsit, katanya hidup tanpa cinta bagaikan taman tak berbunga. Tapi nyatanya , cinta telah membuatnya kecewa dan duka nestapa.Jadi Reni bimbang pada tawaran ayah sambungnya untuk membuka hatinya buat Bayu meskipun ibunya juga menasehati hal yang sama. Dalam hati Reni selalu bertanya, Masih adakah cinta Untukku?
Jauh di lubuk hatinya, gadis yang berusia 28 tahun itu ingin juga bangkit dari keterpurukannya, tetapi begitu dia ingin bangkit yang tergambar, terbayang dalam pikirannya adalah sebuah kehancuran. Rupanya patah hubungan dengan Faris telah meninggalkan trauma yang mendalam dan juga menghilangkan rasa percaya kepada lawan jenisnya. Apalagi yang namanya cinta yang katanya orang sangat indah tetapi bagi Reni hanya seperti duri dalam daging, menyakitkan.
Masa kecil yang bahagia pun telah terputus dengan paksa karena ayah telah meninggalkan ibunya begitu saja tanpa alasan. Waktu itu hujan deras dan petir bersautan, Reni sedang tidur namun, tiba-tiba terbangun karena ada suara bising dan gaduh di rumahnya . Tidak begitu paham apa yang terjadi dia hanya melihat ibunya menangis dan ayahnya keluar rumah saat hujan deras.
Teriakan Reni memanggil tidak didengar oleh ayahnya karena suaranya berbaur dengan derasnya hujan yang diikuti kilat dan petir. Reni berlari dengan cepat menembus hujan memburu ayahnya. Langkah kecil Reni tidak bisa mejangkau langkah besar ayahnya sehinga dia balik membawa luka dan air mata. Bajunya basah kuyup berlari ke ibunya. Dalam pelukan ibunya mampu membuat Reni bisa menghalau kecewa dalam hatinya namun rasa tercampakkan oleh ayahnya tetap membekas dalam jiwanya.
Berbagai pertanyaan tentang ayahnya kenapa meninggalkan rumah muncul, tetapi ketika ditanyakan pada ibunya tiada jawaban yang memuaskan.
"Bu, kenapa dengan ayah, sampai meninggalkan ibu dan saya? tanyaku pada ibu waktu itu
Ibu hanya bergeming dan kalau menjawab pasti seperti ini, "Pada waktu yang tepat kamu akan mengerti kenapa ayahmu pergi. Untuk saat ini biarlah Ibu akan menjadi pengganti ayahmu sekaligus juga sebagai ibumu. Jangan khawatir ibu akan selalu ada untukmu," jawab ibu waktu itu
Mengingat semua itu kepala Reni menjadi pusing sendiri dan rasa tercampakkan kembali merajai hatinya. Rasa sesak mendominasi Reni seakan seakan napas ini ada sekatnya dan tak terasa air mata telah membasahi pipinya, isakan lirih terdengar oleh ibunya yang belum beranjak dari kursi.
Ibunya mengelus pundak Reni dan berkata," Sudahlah Reni sebaiknya kamu istirahat dulu, tenangkanlah pikiranmu. Kami semua peduli padamu." Kemudian ibunya memeluk Reni dan kembali rasa damai menjalar dalam hatinya seperti tahun silam. Namun kali Reni tidak bisa menahan tangis, tangisnya pecah enggak bisa dibendung. Ibunya bisa memahami apa yang dirasakan Reni ,karena itu ibu kembali mengelus punggung Reni dan mengeratkan pelukan agar beban yang menggelayut di jiwa Reni bisa hilang atau minimal berkurang.
Setelah tangisnya reda ibunya merenggangkan pelukan kemudian melepasnya.
"Ren ibu sangat paham gejolak jiwamu atas semua peristiwa yang kamu alami. Memang tidak mudah untuk mwnweima setidaknya belajarlah dulu untuk ikhlas. Maafkanlah ibu juga turut.andil membuat peristiwa kurang baik terhadapmu.Sekarang istirahatlah, tidurmu akan menyegarkan badanmu esok hari.
***
Sisa keletihan semalam sedikit tersamar karena wajah Reni terlihat lebih cerah pagi ini. Rupanya bebannya sedikit berkurang berkat kasih tulus ibunya.
Pagi,Bu!
Pagi Ayah!
Ayah dan ibunya tersenyum menyambut putrinya yang terlihat lebih semangat.
" Sini ,Ren. Ayok sarapan bareng!" ajak ibunya.
"Baik,Bu," jawab Reni
Kemudian Reni duduk dekat ibunya. Sarapan pagi bersama telah usai.
"Ren, tolong pertimbangkan lagi soal, Bayu," kata ayah
"Baik, ayah akan Reni coba."
"Ren, hari ini apakah ada acara keluar?" tanya ayah
"Enggak ada ayah. Ada yang bisa Reni bantu."
"Gini, ayah mau minta tolong. Nanti sore ada undangan pernikahan, Ayah tidak bisa datang karena tiba tiba kepala ibumu pusing. Nanti tolong ya datang mewakili ayah dan ibu biar Bayu yang menemani."
Reni bergeming, dalam hatinya mau menolak tapi dia tidak sanngup karena selama ini ayahnya sangat menyayangi kendati hanya ayah sambung. Duh, bagaimana ini alasan apa yang akan aku berikan. Kenapa ibu mendadak pusing. Wah, jangan jangan darah tingginya ibu kambuh. Reni khawatir akan kesehatan ibunya. Karena itu tiada lagi alasan untuk menolak.
"Baik, Ayah, insyaallah Reni bisa. Jam berapa undangannya?"tanya Reni
"Jam 19.00WIB--22.00WIB. Ini undangannya." Ayah memberikan pada Reni.
Kemudian Reni menerimanya dan dibacanya. Oh di jalan Muria di Gedung Mardi Kuncoro.
"Baik, Yah , Reni siaap."
Sekarang masih jam 12.00 siang masih ada waktu panjang untuk mempersiapkan hati dan juga pakaian untuk ke pesta pernikahan.
Reni masuk ke kamar ibunya dan didapati ibunya lagi berbaring di tempat tidur. Dilihatnya ibu sedang tidur dengan lelapnya , mungkin habis minum obat karwna diatas nakas terdapat gelas kosong dan ada bekas bungkus obat. Reni memandangi ibunya, kemudian mendekat lalu memegang keningnya, iya ibu agak meriang. Semoga ibu segera sembuh. Setelah membenarkan letak selimut ibunya, Reni keluar dan kembali ke kamarnya.
Dibukanya jendela yang menghadap taman samping rumah. Di sana ada tanaman anggrek kesukaan ibunya dan beberaoa tanaman mawar. Ibunya memang pecinta tanaman berbanding terbalik dwngan Reni yang menyukai membaca dan memasak. ingin rasanya menolak tawaran ayahnya tapi tak mampu. Ayah dan ibunya yang sangat memberikan kasih sayang yang tulus , sungguh tidak tega kalau harus membantahnya.
Duh, bagaimana ini, dipandanginya bunga -bunga anggrek yagg lagi mekar. Kebetulan anggrek bulan yang bwrwarna putih lagi berbunga dan bunganya menjuntai ke bawah ,sangat indah dipandang . Pikirannya sedikit teehibur apalagi dia juga bisa menyaksikan tawon yang terbang dan hinggap menghisap sari madu di bunga tersebut.
Dia menarik napas panjang mencoba untuk bertanya pada dirinya sendiri dan mencerna keinginan ayah dan ibunya.
Ayah, hanya ingin melihat aku bahagia, beliau juga enggak memaksa aku harus mau sama Bayu, hanya disuruh mengenal dulu, kalau tidak cocok aku boleh mundur. Tapi hatinya kembali bertanya, sudah berapa orang yang tidak cocok sehingga aku mundur. Benarkah tidak cocok atau memang aku yang tidak mau membuka diri. Aku terkejut tiba tiba pertanyaan itu hadir dalam pikirannku.
Benarkah aku yang tidak mau membuka diri? Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Setiap aku ingin membuka diri bayangan Faris yang manis mulutnya tapi pahit yang diberikan.
Oh ,Tuhan Bimbinglah saya kejalan yang benar.
***
Sore ba'da magrib Reni sudah siap dan Bayu juag sudah datang. Dengan rasa canggung mereka keluar setelah berpamitan pasa kedua orang tuanya.
Hmm, Bayu berdehem untuk menghilangkan kecanggungannya.
"Ren, gimana kabarmu hari ini?" tanya Bayu
"Reni sebenarnya enggan untuk menjawabnya, tapi mengingat pesan ayahnya kengganannya bisa dikalahkan dengan logika.
"Hmm, aku baik dan keadaanmu bagaimana?"
"Seperti yang kamu lihat aku sehat dan baik baik saja. Ren, boleh aku tanya."
"Silakan ,Bayu!"
"Bagaimana penilaanmu terhadapku? Apakah kamu keberatan dengan rencana perjodohan ini?"
"Begini ya pendapatku tentangmu sebagai sesama , kamu menarik baik penampilanmu maupun caramu bersosialisasi. Selera humormu OK juga. Saya kira akan banyak orang yang menyukaimu. Namun, aku harus jujur padamu bahwa hatiku ini masih sangat sakit . Dua orang yang paling aku sukai berbalik mengkhianati ku sehingga aku merasa tercampakkan. Aku sebenarnya ingin juga move on tapi begitu move on bayangan Faris selalu datang dan bayangan aku ditinggalkan ayahku diwaktu kecil juga berkelindan dalam pikiranku. Aku tersiksa sekali bayu, mengalami hal ini. Itulah keadaanku."
"Jadi kamu ada niat kan. Kalau niat itu ada insyaallah akan ada jalan."
Tiba -tiba Bayu berbelok dan aku tercengang ternyata sudah sampai.
Kami berdua turun dan menuju acara pesta pernikahan. Hatiku berdesir kala melihat Faris datang di undangan tersebut dengan istrinya. SmDuh, aku harus terlihat tegar meski aku susah move on. Semoga dia tisak melihatku. Dan rupanya kebingungannku di tangkap oleh Bayu , Dia langsung mengandeng tanganku seakan memberi perlindungan padaku.Ternyata Bayu Peka juga terhadap situasi yang aku alami.
Tanpa kuduga Faris berani mendekat dan menyapaku. Aku hanya tersenyum masam dan mendelik kepadanya. Bayu menyadari hal tersebut langsung mengajakku menjauh setelah berbasa basi dengan Faris.
"Tenang Reni, ada aku di sini. Setelah kita makan bakso ini kita pulang saja ya.kamu butuh situasi tenang."
"Terima kasih, Bayu."
***
Sudut kafe Casablanka yang aku sukai telah terisi orang. Tumben banget biasanya tempat itu selalu menungguku namun tidak untuk malam ini. Sudah ada sejoli yang duruk di situ. Terpaksa aku dan Bayu mencari tempat duduk lain dan aku memilih di lantai dua saja mungkin tempat favoritku maash kosong.
Pucuk dicinta ulam tiba, seperti itulah yang kuharapkan aku mendapat tempat yang kuinginkan. Kami duduk dan tak lama kemudian pesanan kami datang
Sambil menyeruput kopi Bayu, memandangku dengan sejuta tanya yang tersirat di raut wajahnya.
"Ada yang aneh, denganku Bayu?"
"Enggak ada, sama seperti biasanya."
"Lantas kenapa kamu memandangku seperti itu?
Bayu hanya tersenyum dan kali ini aku susah mengartikan senyumnya sedangkan sorot matanya menyiratkan ketulusan sebuah cinta.
"Secara sosial sebenarnya kamu peka juga , tapi kenapa kamu susah sekali move on? Sungguh sayang wajahmu yang cantik dan halus budi bahasamu akan berlalu sia -sia jika niatmu untuk move on hanya sekedar niat tanpa tindakan. Sama juga bohong itu."
"Ternyata kamu juga bisa ngombal. Tak kusangka tak kuduga. Dibalik gombalmu ada juga sindiran, he , he."
"Ya terus gimana dengan lanjutan pembicaraan kita saat di pesta kemarin," kata Bayu dengan khas candanya.
Kalau kuperhatikan Bayu ini enak diajak ngobrol tapi kok hatiku juga belum bisa menerimanya.
"Seperti yang sudah aku katakan , luka batinku cukup dalam jadi semuanya kukembalikan padamu dengan satu catatan aku ada niat untuk move on."
"Artinya kamu menwrima perjodohan ini, bukan?"
"Bisa iya bisa tidak. Iya karena pada dasarnya sebagai sesama manusia aku menghargai kamu dan simpati padamu dan tidak jika kamu menuntut lebih padahal kamu tahu kondisi hatiku jelas belum bisa menerima oarang lain. "
"Baik, aku ambil kesimpulan semoga kesimpulanku tidak salah. Jauh di lubuk hatimu kamu menerima perjodohan ini. Hanya saja ,aku ulangi kembali , hatimu masih belum bisa."
"Jadi akun putuskan aku menerima peejodohan ini dan semoga aku bisa menyembuhkan lukamu. Kamu tidak perlu menjawab, nanti aku akan bicara pada kedua orang tuamu saat mengantar kamu pulang."
***
Paras wajah ibu dan ayah tampak semringah setelah acara respsi pernikahan selesai. Sementara dalam hatiku ada dua pertaruhan gagal arau sukses dalam mengaruhi samudra pernikahan. Segera aku mengepak pakaianku kumasukkan dalam koper seperlunya karena kami akan pindah ke rumah yang sudah disiapkan Mas Bayu .
Sungguh aku merasakan kebosanan yang amat karena samapi sejauh ini aku masih belum bisa mengadaptasikan hatiku untuk Mas Bayu. Aku akui sebagai kepala keluarga Mas Batu sangat bertanggung jawab dan penyayang dengan istrinya, tak pernah kudengar dia membentakku ketika kebiasaan yang aku lakukakn tidak disukai mas Bayu.
Mungkin benar kata pepatah sepandai pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Begitu juga dengan MasBayu sesabar sabarnya seorang suami akhitnya juga keluar ketegasannya. Suatu sore ketika .kami sedang menikmati kopi di taman belakang rumah Mas Bayu berkata padaku.
"Ren, kalau kamu begini terus sama artinya kamu mengirimku pada penderitaan, aku minta padamu , tidak bisakah kamu sedikit saja membuka pintu hatimu untuku?"
"Hanya sedikit Ren, aku mukai jatuh cinta padamu."
"Apakah kamu akan membiarkan cinta tulus ini layu? Keputusan semua kembali padamu ,seperti yang pernah kamu katakan padaku dulu."
"Apa pun keputusanmu aku terima karena itu bagian dari pilihan yang telah aku pilih." Kemudian Mas Bayu beranjak dari kursi menuju ruang tidur.
Aku masih diam mencerna kata-kata Mas Bayu. Tidak ada kata yang bernada tinggi namun terdengar jelas dan lugas. Aku merasa bersalah sudah hampir satu tahun tapi aku belum bisa mengubah hatiku. Sementara Mas Bayu masih kukuh dengan rasa sayang dan ketulusanya padaku.
Oh, Tuhan lunakkan hatiku yang keras ini bimbingalah akundalam kelembutan dan bisa memaafkan diriku sendiri.
Aku.sadar ucaoan Mas Bayu itu ungkapan kekecewaan padaku namun, dia bisa mengelola emosi dengan baik. Tidak pernah menyakiti fisik maupun mentalku.
Aku jadi berpikir apakah aku lah yang sudah menyakiti fisik dan mentalnya Mas Bayu melalui sikapku.?
Sebenarnya apa yang aku cari dari hidup ini?
Menyimpan dendam, ,memelihara rasa sakit atau melepas dendam dan menghilangkan rasa sakit dari jiwa.
***
Ren, busa minta tolong siapkan bajuku tiga steel dalam koper. Besok aku akan tugas keluar kota, ke kota Jakarta tiga hari. Aku melepas kepergian Mas Bayu di Bandara Adi Sucipto. Hatiku merasa kehilangan saat pesawat tinggal landas dan mengudara menuju Jakarta. Aku merasakan kesunyian. Aku bertanya pada diriku . Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa saat mas Bayu disisiku aku tidak merasakan kesendirian sedangkan sekarang setelah Mas Bayu dinas 3 hari keluar kota aku merasakan sendiri. Apakah sebenarnya ragaku sudah menerimanya sedangkan jiwaku masih jumawa. Oh Tuhan amouni segala khilaf dan dosaku. Airmataku mengembun dan aku mengusapnya kemydian bergegas menuju tempat parkir.
Aku pakai sabuk pengaman dan kemudian melaju dengan kecepatan normal 60km/jam namun, saat menuju belokan jalan Kawi tiba-tiba sebuah sepeda motor melaju dengan cepat menabrak mobilku dan aku pun tidak bisa meghindar karena terlalu mendadak. Akhirnya kecelakaan terjadi begitu saja. B raak mob ilku oleng kekiri dan menabrak pohon. Hentakan tyang mendadak membuat aku terperanjat dan tidak sadarkan diri.
Tahu tahu aku audah berbaring diruang ICU dengan luka di tangan dan dahi. Badanku teras sakit semua . Kondisiku belum stabil dan tunggu sampai besok sore untuk memastikan rawqt inap atau rawat jalan. .Syukur Alhamdulillah, aku boleh pulang dengan perawatan rawat jalan karena retak di bagian tulang lengan. Ketika aku mau pulang dan ibu sudah meringkas barang Mas Bayu datang. Aku terkejut melihat nya sudah ada disampingku. Padahal ini belum waktinya pulang masih.
Dia membibingku untuk turun dari tempat tidur kemuedan menuntunku sampai taxi yang akan membawa kami pulang.. Pelan-pelan duduknya, Ada rasa khawatir tergambar diraut wajahnya. Ibuku mengikuti dibelakangku.
**
Kaki dan tanganku bengkak aku tidak bisa melwkukan aktivitas..dan badanku terasa ngilu.
"Yng sabar yw Ren, nanti sakitmu pasti sembuh. Mas sendiri takan merawatmu ," katanya dengan lembut sambil mengeus rambutku. Aku heran kenapa Mas Bayu mau merawatku sedangkan di rumah ada imbok yang siap merawat. Mas Bayu mengalahi bangun lebih pagi agar tidak bisa merawatku dan juga tidak terlambat datang ke kantor.
Melihat dan merasakan perlakuan Mas Bayu aku merasakan betapa sayang dan tanggung jawab pada keluarga.. Aku merasakan selama ini aku telah disibukan pada pengalamanan buruk. Sehingga aku sulit melepasnya. Betapa egoisnya aku terlalu fokus pada hati keras sehingga tak mampu memandang sebuah mutiara yang bersinar.
Hingga akhirnya aku tersadar dari lubuk hatiku yang paling dalam ,tiada gunanya aku terus begini. Aku harus menutup kisah lama.
"Maafkanlah aku Mas, aku terlalu egois dan tidak bisa memandang beningnya sebuah kaca yang bersih. Aku akan menyirami cinta tulusmu.agar tidak layu. Sekarang ada aku yang akan merawat cinta kita biat tetap fumbuh subur," kataku dengan penuh keikhlasan.
MaasBayu tersenyum bahagia dan membaqaku dalam dekapqnnya.
Ibarat mengarungi samudra, Mas Bayu adalah nahkoda yang tangguh, yang mampu membawa kapal ketujuaan meskipun terhempas badai dan menghantam karang namun, kapalnya tetap kuat siap berlabuh di pelabuhan harapan.
***
Musim penghujan tiba, guyuran air dari langit telah menyiram tanah yang kering menjadi basah. Hujan juga menumbuhkan rumput -rumput yang telah mengering . Daun-daun pun bersemi dan bunga bunga bermekaran. Kadang muncul pelangi usai hujan.
Musim penghujan membawa kesejukan sama.seperti halnya dengan hati Reni yang selalu kemarau bertahun-tahun dan akirnya musim.hujanpun sampai pada hatinya Reni. Betapa indahnya rencanaTuhan .
Ketika egonya Reni telah luruh, iya bisa merasakan kebahagiaan bersanding dengan Mas Bayu. Kini pilar pernikahannya sudah tegak dan penghuninya telah menyadari i tugasnya masing -masing. Badai di rumah Reni telah lenyap berganti kebahagiaan.
Kebahagian mereka semakin lengkap kala kabar gembira mewarnai keluarga Bayu, yakni akan ada kelahiran sang penerus generasi. Bayi yang sehat telah hadir ditengah- tengah mereka rasanya bahagia ini telah lengkap. Nama Syahid yang telah diberikan sang bayi impian.Syahid tampah tumbuh sehat dan cerdas.
***
Rasa cinta antara Bayu dan Reni telah tumbuh subur dan di karuniani dua anak satu laki laki dan saru perempuan. Anak -anak tumbuh sehat dan Reni benar- benar telah pulih dari traumanya dan tumbuh rasa percaya diri dan percaya pada Bayu suaminya semakin kuat. Reni menyadari rasa cinta ini banyak pengorbanan yang tidak sedikit, terutama pengorbanan jiwa Rani maupun Bayu.
Ikatan mereka semakin kuat dan Reni kini diberi kepercayaan oleh Bayu sebagai wakil direktur satu tingkat dibawah Bayu. Pengorbanan yang tulus telah membuahkan hasil yang baik dan sukses pula. Meskipun Reni sekarang sudah berkarir membantu suaminya namun tugas-tugasnya sebagai seorang ibu tiada pernah terabaikan. Hubungan keluarga Reni ikat dengan erat sehingga tidak ada celah untuk berongga. Adik menghormati kakak dan kakak menyayangi adik , hormat dan taat pada kedua orang tua. Antara Reni dan Bayu juga saling terikat dalam perusahaan yang dimiliki Bayu mau pun ikatan sebagai suami dan istri. Keluarga ini tampak kompak dam bisa sebagai suri tauladan.
Kendati mereka serba kecukupan namun adab tetap di jaga dan diterapkan saat bersosialisasi dengan orang banyak. Karena attitude sama pentingnya dengan ilmu pengetahuan.
"Reni, ini ada penawaran untuk perluasan market di Jawa Timur, Besok aku akan survei ke langsung ke lokasi di Lumajang. Sebenarnya aku ingin mengajak kamu juga biar nanti akan lebih memahami namun, besok akan ada kunjungan dari Solo ke kantor kita ini. Kunjungan ini penting sekali dan penyambutqn tidak bisa dihandel oleh staf soalnya yang datang adalah pimpinanya sendiri
"Baik Mas siiap melaksanakan tugas.''
"Duh ,formal bangett sedikit santai kan bisa, Ren." Bayu berdiri kemudian memeluk istrinya
"Titip , anak-anak dan perusahaan Ren. Kamu pastii bisa mengatasi semuanya karena aku yakin kamu.sekarang dudah tangguh."
Lebih tangguh lagi kalau kita bergandengan tangan. Kenapa juga ngomong begitu toh besok juga ketemu lagi kayak mau pergi jauh saja."
"Kalau gini aku semaikn gemes lo, Ren."
"Coba saja kejarlah aku, bisakah kau menangkapnya?".canda Reni.
***
Pagi jam 09.00 WIB pesawat lepas landas dari bandara Adi Sucipto menuju Bandara Juanda. Reni segera meninggalkan bandara Adi Sucipto karena jam 10.00 WIB. ada meeting dengan tamu dari Solo. Reni, berharap perjalanana Mas Bayu bisa lancar selamat sampia tujuan. Ketika Mobil Reni memasuki halaman kantor tiba-tiba ada berita bahwa pesawat Wing dengan kode 1267 telah hilang bilangan kontak 30 menit yang lalu. Detik berikutnya sudah diumumkan bahwa ada pesawat yang terjatuh. Reni bergetar mendengar berita itu, karena itu pesawat yang ditumpangi Mas Bayu.
'
Comments
Post a Comment